Rabu, 21 Oktober 2015



PERAWAN SENDANG MADU
dan sejumlah cerita epik lainnya

Penulis  Poedianto
Ukuran  13 x 20,5    
Editor     S. Jai
Cetakan pertama, Nopember  2015


Ketika sejarah sudah tak lagi diajarkan di sekolah-sekolah, maka tak ada yang lebih penting ketimbang merayakan “kesejarahan sastra” dan “kesastraan sejarah” seperti halnya terbitnya buku ini.

Sastra dan sejarah seperti “ruang kosong,” semacam emansipasi yang memberi kesempatan siapa pun untuk bergelut, hidup dan berbudaya. Sastra dan sejarah, dihidupi oleh gemuruh ruh, yakni imajinasi dan interpretasi untuk menyalakan apinya, memperkaya maknanya.

Buku ini semata mengingatkan akan perlunya belajar pada kehidupan masa lalu untuk menapak masa depan.