PERAWAN SENDANG MADU
dan sejumlah cerita epik lainnya
Penulis Poedianto
Ukuran 13 x 20,5
Editor S.
Jai
Cetakan pertama, Nopember 2015
Ketika
sejarah sudah tak lagi diajarkan di sekolah-sekolah, maka tak ada yang lebih
penting ketimbang merayakan “kesejarahan sastra” dan “kesastraan sejarah”
seperti halnya terbitnya buku ini.
Sastra
dan sejarah seperti “ruang kosong,” semacam emansipasi yang memberi kesempatan
siapa pun untuk bergelut, hidup dan berbudaya. Sastra dan sejarah, dihidupi
oleh gemuruh ruh, yakni imajinasi dan interpretasi untuk menyalakan apinya,
memperkaya maknanya.
Buku
ini semata mengingatkan akan perlunya belajar pada kehidupan masa lalu untuk
menapak masa depan.