LENCIR KUNING YANG DIMADU
kumpulan cerpen
Karya Poedianto
Pagan Press, November 2015
Tebal 114 halaman
Betapa kukuhnya budaya—tepatnya ideologi—patriarki di
sekitar kita. Bukan saja bagi laku hidup kaum perempuan, bahkan sebelum lahir pun
mereka sudah menanggung ‘dosa’ ideologi itu. Di sinilah ‘perlawanan’ dan ‘pemberontakan’ mencari
dan menemukan makna bagi dirinya sendiri, ketika pasrah pun sesungguhnya ia
melawan. Apalagi jika para perempuan itu bercerita, sebagaimana dalam
cerpen-cerpen di buku ini. Tubuh dan jiwa perempuan yang melintas dalam limabelas
cerpen di buku ini bergerak dalam sejumlah tema besar; kemiskinan, religi,
percintaan, persahabatan, pendidikan.•