Selasa, 04 Agustus 2015



GURAH, Tak Sempat Dikubur
Novel S Jai ;
Tebal 618 halaman, Hardcover
Juli 2015
Harga Rp 150.000


Sinopsis:
Lelaki itu selamat dari amukan masa silam yang getir, juga deraan nasib yang menghitam—derita akibat terbunuhnya sang ayah pada peristiwa penembakan misterius, dan kematian ibunya tak lama kemudian.

Suatu kekuatan telah sanggup menyalakan kembali api cinta lelaki itu. Biru Langit, lelaki itu, mulai jatuh cinta pada kehidupan. Kehidupan pula yang menyeretnya kepada pergulatan batin rumit ketika cinta yang lain merenggutnya; seorang wanita telanjur mencintainya dengan kasih sayang, uang dan nama besar, menyebabkan Biru Langit berada di persimpangan, pemberhentian, sekaligus tikungan tajam.
Wanita itu puteri seorang profesor bedah plastik yang keblinger ilmu politik. Disiplin ilmunya belakangan diketahui jadi penyebab keluarganya tergelincir jatuh jauh dari nilai kemanusiaan. Cinta sama sekali mendapat arti yang lain—kekuasaan lelaki dan tanggungjawab yang amat terbatas terjemahnya.
Di situlah sebagai perempuan korban perkosaan, Sulistyorini, wanita itu, mengalami kebimbangan. Di satu sisi ia ingin disentuh hatinya oleh lelaki sebagaimana keadaannya, di sisi lain oleh sang ilmuwan dipandang sebagai wanita yang tanpa cela. Menurutnya, wanita tetaplah wanita, apapun keadaannya. Sementara sang ibunda karena mendapati persoalan yang demikian komplek menyebabkan dirinya mengakui kelemahannya. Ia cukupkan diri berada di bawah kekuasaan lelaki, kekayaan dan juga nama besar. Ia nyaris tanpa suara.
Cinta bagi tokoh-tokoh novel berlatar penembakan misterius, pembredelan tiga media besar dan reformasi 1998 adalah hidup itu sendiri; pahit getir, ambisi, gairah, ingatan, luka, muslihat, bahkan petaka. Mereka menempuh jalan sendiri dan dalam perjalanan itu mereka gurah—saling membersihkan diri mereka sendiri.•

Tidak ada komentar:

Posting Komentar