Selasa, 28 Februari 2017



KEMBARA, kumpulan puisi
Penulis Dewi Musdalifah
Tebal 74 halaman
Cetakan pertama Maret 2017


Rakitan kata yang lembut menyaran dalam balutan mozaik lanskap alam kasar (pemandangan sekitar) dan alam halus (pemandangan psikologis), menghamparkan yang profan dan sakral meski akhirnya kembali sebagai pengalaman murni seorang manusia, seorang perempuan, seperti Nol dalam kitaran Kilometer.
F. Aziz Manna, penyair

Puisinya menyiratkan kepercayaan dirinya dalam memilih jalan sunyi. Ia khusyuk  mengkonkretkan yang abstrak--yang konseptual--tentang ketuhanan, cinta dan nikmat hayat, yang tentu saja sangat personal.  Puisi adalah nyanyian di jalan sunyinya.  Penyair lebur dengan alam, laut, pantai, karang, gelombang, dedaunan, angin, rerumputan dan merenggut energi kreatif-estetis-pembebasannya sebagai semacam hikmat bertasbih, syukur dan tadabur. Ia bukan penyair yang memainkan kata, melainkan seorang pecinta yang menyanyikan bahasa kalbunya--sebagai buah dari pengalaman batinnya yang sekali waktu terdengar bagai senandung, atau bahkan ratapan.
S. Jai,  pengarang



Tidak ada komentar:

Posting Komentar