KEMBARA, kumpulan puisi
Penulis Dewi Musdalifah
Tebal 74 halaman
Cetakan pertama Maret 2017
Rakitan kata yang lembut menyaran dalam balutan
mozaik lanskap alam kasar (pemandangan sekitar) dan alam halus (pemandangan
psikologis), menghamparkan yang profan dan sakral meski akhirnya kembali
sebagai pengalaman murni seorang manusia, seorang perempuan, seperti Nol dalam
kitaran Kilometer.
F. Aziz Manna, penyair
Puisinya menyiratkan kepercayaan dirinya dalam
memilih jalan sunyi. Ia khusyuk mengkonkretkan yang abstrak--yang konseptual--tentang
ketuhanan, cinta dan nikmat hayat, yang tentu saja sangat personal. Puisi adalah nyanyian di jalan sunyinya. Penyair lebur dengan alam, laut, pantai,
karang, gelombang, dedaunan, angin, rerumputan dan merenggut energi
kreatif-estetis-pembebasannya sebagai semacam hikmat bertasbih, syukur dan
tadabur. Ia bukan penyair yang memainkan kata, melainkan seorang pecinta yang
menyanyikan bahasa kalbunya--sebagai buah dari pengalaman batinnya yang sekali
waktu terdengar bagai senandung, atau bahkan ratapan.
S. Jai, pengarang
Tidak ada komentar:
Posting Komentar