SUARA ANAK ANAK PANAH,
Kado untuk Ayah Bunda
260 halaman
Pagan Press, Juni 2017
Idiom Suara Anak-Anak
Panah ini mengingatkan ungkapan Kahlil Gibran yang menggambarkan anak-anak
kehidupan yang rindu dirinya sendiri—kepribadian dan kemandiriannya. Karena itu
pada buku ini pula saya menemukan jiwa-jiwa mereka dalam hubungannya antara cinta, kasih sayang, orang tua dan Tuhan. Dunia anak adalah dunia
bermain. Sebagai seorang dewasa yang selalu ingin kembali menjadi anak-anak, membaca
tulisan-tulisan mereka, serasa sedang menyaksikan bagaimana mereka
bermain—dengan segenap ketulusan, kegembiraan, mungkin keraguan, keseriusan,
atau bahkan lelucon--bersama kalimat yang dimintanya mengungkapkan suara
hatinya.
S. Jai, pengarang
Membaca
tulisan karya anak-anak ini seperti
memilah kristal-kristal bercahaya. Kata-kata dalam untaian karangan yang
dimaksudkan prosa maupun puisi juga surat-surat mereka ini sangat sederhana
namun bening. Serupa menyelami jiwa-jiwa
penuh kasih dari balik bola mata mereka yang berbinar. Dari kesederhanaan
inilah kita justru bisa menangkap betapa mahaluas kejiwaan mereka; tentang
keagungan cinta kasih, dan kebesaran
jiwa pahlawan kehidupan bagi mereka yaitu orangtua, juga doa-doa tulus, pengetahuan
dan harapan-harapan masa depan mereka. Sesungguhnya bukanlah kita yang memberi
pelajaran pada anak-anak ini, melainkan sepatutnya kita banyak belajar pada
mereka.
Dewi Musdalifah,
Ketua Majelis Pustaka
PD Muhammadiyah Kabupaten Gresik
Puisi karya adik-adik SD Muhammadiyah
GKB 2 Gresik, sungguh membanggakan. Dengan kreatif dan tangkasnya mengolah
kata, mengungkapkan hormat dan cinta mendalamnya kepada sang ibu dan
ayahandanya. Mereka rangkai kata demi kata. Dari bait ke bait menjadi puisi
yang indah yang dari situ pembaca dapat merasakan betapa mereka hormat dan
cinta kepada kedua orang tuanya. Mereka tempatkan kedua orang tua mereka
sebagai pahlawannya. Sungguh mereka anak-anak yang membanggakan. Anak-anak yang
berakhlak mulia, berbudi luhur dan cerdas-cerdas. Anak yang didambakan
masyarakat. Mari kita ikuti apa yang telah diberikan SD Muhammadiyah GKB 2
Gresik, asih, asah dan asuh. Dengan begitu kita bisa pastikan akan mendapatkan
anak-anak yang tumbuh sehat dan cerdas,
yang kelak ketika dewasa mampu memimpin dan membangun masa depan yang lebih
memberi harapan.
Prof. Dr. Zainuddin Maliki, MSi
Penasehat Dewan Pendidikan Jawa Timur
Wakil Ketua PW Muhammadiyah Jawa Timur
Tidak ada komentar:
Posting Komentar