BUKAN KUTUKAN HUJAN
Penulis M. Anshor Sja'roni
Harga Rp 30.000
Sejumlah cerpennya bagaikan dilisankan—dituturkan yang seringkali dalam tradisi sastra kita dalam babat, dongeng, hikayat, atau cerita rakyat disarati dengan pesan moral. Sebagaimana laiknya pesan moral senantiasa dilayangkan untuk mengangkat derajat ‘moral’ masyarakatnya. Penulis ini sangat piawai sebagai juru cerita menyampaikan petuah-petuah justru dalam persimpangan bahkan paradok antara yang tutur dan yang sastra modern—dunia cerpen. Derajat seperti ini hanyalah bisa dilakukan oleh juru cerita yang memiliki energi proses kreatifnya cukup matang.
Andaikan seorang dalang, modernitas M Anshor Sja’roni pada begitu banyaknya carangan-carangan yang dikisahkan, namun wayang sebagai cermin hidup tetap kaya ajaran. Paradok itu termasuk di dalamnya, penulis sebagai ‘pusat kekuasaan’ (satu bentuk kekuasaan tertentu—istilah Ben Anderson) di satu sisi, sementara di sisi lain, pembaca cerita adalah pengarang sebenarnya yang butuh energi kreatif tak kalah lebih besar daripada penulis sebagai juru cerita. Kepiawaian M Anshor Sja’roni adalah kekuasaan dalam membangun ‘komunitas-komunitas yang dibayangkan.
’
Kepiawaian sang juru cerita juga dalam hal di satu sisi memitoskan pesan atau mengukuhkan mitos-mitos pesan—katakanlah ideologi agama tertentu misalnya—akan tetapi di sisi lain ia membuka ruang-ruang munculnya gugatan, pertanyaan atau bahkan mematahkannya dengan ruang kosong baru tempat tafsir bisa meluas berkembang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar