TEATER PERUBAHAN
Penulis: Zainuri
272 Halaman
Siapa yang membebaskan bahasa tubuh? Ketika konstruksi penyelenggaraan peran sudah mulai bisa didirikan, mereka mulai tidak kerasan dengan tubuhnya yang begitu verbal untuk mencapai pengalamannya. Lalu saling menindak dari peran satu ke peran lain untuk menciptakan iklim yang berkembang dalam pertumbuhan kematangan perannya. Begitulah cara mereka melihat peranannya selalu dicerminkan pada kebutuhan sesama teman yang sudah paham liku-liku hidupnya.
Muncul abstraksi dialog yang penekanannya lebih padat dan penyampaiannya lebih puitis. Sedang gerakannya lebih tenang dan kental untuk memberi rasa kedalaman tentang riwayat hidupnya. Bermain teater baginya bukan membuat catatan dalam sebuah pertunjukan tapi mereka sedang menata sejarah panjang yang belum mereka ikrarkan sebagai perjalanan manusia.
Membebaskan bahasa tubuh baginya bukan rangkaian ceritanya yang disusun di atas panggung. Membebaskan bahasa tubuh adalah bagaimana pertunjukan di panggung menjadi tempat untuk mempertemukan dirinya dengan ruang abstraksi yang selama ini sangat sulit dia dekati. Pertemuan-pertemuan inilah yang membuat mereka merasa jadi perhatian.
Baginya ruang yang bisa dicerna dan bisa dibuat untuk bertahan hanya ruang riil. Dengan munculnya proses teater yang bisa direnungkan ini, mereka mulai punya ruang baru. Yaitu ruang abstraksi yang bisa memberi pengendapan baru untuk mengubah pengalamannya. Dengan berubahnya pengalamannya ini, mereka membawa martabat baru sebagai bergesernya nilai manusia. Dari yang riil ke abstraksi, dari rasa tidak berdaya ke rasa terbuka, dari rasa takut menjadi berguna.●
Tidak ada komentar:
Posting Komentar